Tugas Struktur Sistem Informasi Geografis
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pengenalan Sistem Informasi Geografis dan Penerapannya
dalam Bidang Pertanian
(Gabriella Nathalia/18025010045)
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Negara
dengan matoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hal tersebut
dikarenakan Indonesia memiliki tanah yang cukup subur sehingga sangat cocok
digunakan untuk membudidayakan tanaman. Sampai saat ini dengan perkembangan
teknologi yang semakin pesat, menuntut penerapan teknologi
dalam berbagai bidang,
tidak terkecuali dalam
dalam bidang pertanian sendiri yang merupakan salah sektor perekonomian
utama di Indonesia mengingat sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup
dalam dunia pertanian. Salah satu contoh
penerapan teknologi yang dapat dilakukan dalam bidang pertanian adalah penggunaan SIG (Sistem Informasi
Geografis).
Sistem Informasi Geografis adalah kumpulan
proses yang dieksekusi pada data mentah untuk menghasilkan informasi baru yang
berguna dan berkaitan dengan objek atau fenomena dipermukaan bumi, atau dengan
kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus
untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan
seperangkat operasi keja. SIG (Sistem Informasi Geografis) dibagi menjadi
beberapa komponen utama. Komponen tersebut diantaranya adalah data, petunjuk
operasional, operator, perangkat keras dan perangkat lunak.
Data merupakan semua objek yang dekat dengan
permukaan bumi, terdiri
dari data spasial dan data atribut.
Petunjuk operasional adalah petunjuk yang digunakan untuk
memahami onjek yang diambil serta sebagai petunjuk operasional program- program
yang akan dijalankan. Perangkat keras merupakan peralatan yang digunakan
seperti computer, scanner dan digitizer sedangkan perangkat lunak adalah semua
software yang digunakan untuk mengolah data seperti Sistem Informasi
Geografis.
Sistem Informasi Geografis (SIG) pertama
pada tahun 1960 yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografis. 40
tahun kemudian perkembangan SIG
berkembang tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografi saja
tetapi sudah merambah ke berbagai bidang seperti:
1.
Analisis
penyakit epidemik (demam berdarah).
2.
Analisis
kejahatan (kerusuhan).
3.
Navigasi
dan vehicle routing (lintasan terpendek).
4.
Analisis
bisnis (sistem stock dan distribusi).
5.
Urban
(tata kota) dan regional planning (tata ruang
wilayah).
6.
Peneliti:
spatial data exploration.
7.
Utility
(listrik, PAM, telpon) inventory and management.
8.
Pertahanan
(military simulation) (Husein, 2006).
PENGENALAN SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS SECARA UMUM
A. Pengertian Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi geografi adalah suatu
sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data
teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis
di bumi (georeference). SIG juga dapat
menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya
akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Sistem Informasi
Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem
otomatis yang berbasis digital computer (Bafdal dkk, 2011).
Sistem informasi geografis (SIG) adalah
kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data
geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan
dan mengupdate, memenipulasi, menganalisa dan menampilkan semua bentuk
informasi yang bereferensi geografis. Banyaknya pemahaman tenteng informasi geografis yang ada tergantung dari segi mana sistem informasi
geografis itu dilihat.
Di pengertian lain, sistem informasi geografis adalah
sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang terinferensi
secara spasial atau koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan sistem
basis data dengan kemampuan khusus dalam menangani data yang terinferensi
secara spasial, selain merupakan sekumpulan operasi-operasi yang dikenakan
terhadap data tersebut (Widyawati, 2014).
Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya
terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan
demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis
atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan
yang umumnya berbentuk
peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang
berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial. Penyajian
data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis
dan bentuk area (polygon). Titik merupakan
kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x, y yang menunjukkan lokasi suatu
obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain.
Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang
seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk
suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan
lahan, pulau dan lain sebagainya (Poerbaningtyas, 2011).
Data atribut (aspasial) adalah gambaran
data yang terdiri atas informasi yang relevan terhadap suatu lokasi, dengan
maksud memberikan identifikasi pada lokasi
tersebut. Data atribut merupakan data yang berupa penjeasan dari setiap
fenomena yang terdapat di permukaan bumi. Data atribut berfungsi untuk
menggambarkan gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif.
Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek
geografi. Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikian
lahan, luas lahan, tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah
(Saputra, 2011).
B.
Jenis
Data dari Sistem Informasi Geografis
·
Data
Spasial
Data
spasial merupakan sebuah data yang berorientasi
geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan
mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu
informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribut) yang dijelaskan
berikut ini.
1.
Informasi
lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi
(lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk di antaranya informasi datum
dan proyeksi.
2.
Informasi
deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi memiliki beberapa
keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya: jenis vegetasi, populasi,
luasan, kode pos, dan sebagainya.
Poerbaningtyas (2011) menambahkan data
spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi
keruangan yang umumnya
berbentuk peta. Penyajian
data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis
dan bentuk area (polygon). Titik merupakan
kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x, y yang menunjukkan lokasi suatu
obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain.
Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan
memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah
kenampakan yang dibatasi
oleh suatu garis yang membentuk
suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas
penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya.
Data
spasial dapat diperoleh dari beberapa sumber. Menurut Husein (2006) data
spasial dapat diperoleh dari:
1.
Peta analog
Peta analog
(antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta
analog dibuat dengan teknik kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi
spasia seperti koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya. Dalam tahapan
SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta digital
dengan cara format raster diubah menjadi format vektor melalui proses dijitasi
sehingga dapat menunjukkan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.
2.
Data
system penginderaan jauh
Data
penginderaan jauh (antara lain citra satelit, foto udara dan sebagainya),
merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediannya secara
berkala dan mencakup area tertentu. Dengan adanya bermacam-macam satelit di
ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa memperoleh berbagai
jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya
direpresentasikan dalam format raster.
3.
Data
hasil pengukuran lapang
Data
pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri,
pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut, contohnya batas administrasi, batas
kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan dan lain-lain.
4.
Data
GPS (Global Positioning System)
Teknologi GPS memberikan terobosan
penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin
tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini bisanya direpresentasikan dalam
format vektor.
- · Data Atribut
Data atribut yaitu data yang menjabarkan suatu aspek dari suatu fenomena dalam bentuk
deskripsi atau penjelasan yang terperinci. Data ini tergambar dalam bentuk
kata-kata, angka, serta tabel. Data atribut yang dapat dijumpai pada data
kepadatan penduduk, data luas wilayah, jenis-jenis tanah, data demografis, dan sebagainya.
·
Data
Vektor
Data vektor adalah data yang direpresentasikan
sebagai suatu mozaik berupa titik/point, garis (arc/line), polygon yaitu daerah
yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama, serta
nodes yaitu titik perpotongan antara dua garis. Kegunaan data vektor ini untuk
menganalisa ketepatan posisi pada suatu wilayah atau mendefinisikan hubungan
spasial dari beberapa fitur
Keuntungan utama dari
format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik,
batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan
ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas kadaster. Contoh
penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa
fitur. Kelemahan data vektor yang utama dalah ketidakmampuannya dalam
mengakomodasi perubahan gradual.
- · Data Raster
Data
raster merupakan suatu data
yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, objek
geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel
(picture element). Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang
dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, objek geografis
direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data raster,
resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel- nya. Dengan kata lain
resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya dari permukaan bumi yang
diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat
baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti
jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya.
Keterbatasn utama dari data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi
resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada
kapasitas perangkat keras yang tersedia.
C.
Komponen Komponen
Sistem Informasi Geografis adalah
kumpulan proses yang dieksekusi pada data mentah untuk menghasilkan informasi
baru yang berguna dan berkaitan dengan objek atau fenomena dipermukaan bumi. SIG memiliki beberapa
komponen utama. Menurut Wijaya dan Ayundha (2014), System Informasi
Geografis terdiri dari 4 komponen utama. Keempat komponen tersebut adalah
sebagai berikut.
1.
Perangkat keras
SIG sudah tersedia
bagi berbagai platform
perangkat keras; mulai dari kelas PC desktop, workstation,
hingga multi-usershost yang bahkan dapat digunakan oleh orang secara bersamaan
(simultan) dalam jaringan komputer yang luas, tersebar, berkemampuan tinggi,
memiliki ruangan penyimpanan (harddisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas
memori (RAM) yang besar. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk
aplikasi SIG adalah komputer (PC), mouse,
monitor (plus VGA-card
grafik) yang beresolusi tinggi, digitizer, printer, plotter, receiver GPS, dan scanner.
2.
Perangkat lunak
SIG bisa juga merupakan sistem
perangkat lunak yang tersusun secara
modular di mana sistem basis datanya memegang peranan kunci. Pada kasus
perangkat SIG tertentu, setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan
perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul hingga tidak mengherankan jika
ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program yang masing- masing
dapat dieksekusi tersendiri.
3.
Data
dan Informasi Geografis
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang diperlukan baik
secara tidak langsung ataupun secara langsung dengan cara melakukan dijitasi
data spasialnya dari peta analog dan kemudian memasukkan data atributnya dari table-tabel
atau laporan dengan menggunakan keyboard.
4.
Managemen
Suatu proyek SIG akan berhasil jika dikelola
dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat
pada semua tingkatan. Manongga
(2009) menambahkan, sistem komputer untuk SIG terdiri dari perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan input
data, pengolahan, analisis, pemodelan (modelling), dan penayangan data geospatial. Sumber
data geospatial adalah peta digital,
foto udara, citra satelit,
table statistic dan dokumen lain yang berhubungan. Data geospatial dibedakan
menjadi data grafis (atau disebut juga data geometris) dan data atribut (data
tematik). Data grafis mempunyai tigaelemen: titik (node), garis (arc) dan luasan
(poligon) dalam bentuk vector ataupun raster yang mewakili geometri topologi,
ukuran, bentuk, posisi dan arah. Fungsi user adalah untuk memilih informasi
yang diperlukan, membuat standar, membuat jadwal pemutakhiran (updating) yang
efisien, menganalisa hasil yang dikeluarkan untuk kegunaan yang diinginkan dan merencanakan aplikasi.
SIG memudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang
lebih baik.
D.
Manfaat Penggunaan SIG
Manfaat umum yang diperoleh dari penggunaan Sistem Informasi Geografis ini
yaitu dapat memudahkan kita dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif
yang lebih baik, pemrosesan data yang lebih cepat, dan mendapatkan hasil
analisa yang lebih akurat.
SIG dapat menghubungkan data spasial seperti letak
geografis dan astronomis dengan data non spasial, sehingga para pengguna sistem
ini dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara dan
metode. Dengan menggunakan SIG, di mana data tersimpan dalam bentuk digital,
data ini dapat tersimpan lebih padat dibanding bentuk cetak, tabel, atau
lainnya sehingga dapat meringankan biaya produksi dan mempercepat
pengerjaannya.
Keunggulan
analisa
pada Sistem Informasi
Geografis ini, yaitu:
- · Analisa Proximity
Analisa Proximity ini merupakan
analisa geografis yang berbasis pada jarak dan layer. Di mana dengan analisa
ini kita dapat melihat jarak tertentu suatu lokasi untuk menentukan dekatnya
hubungan antara sifat bagian yang ada.
- · Analisa Overlay
Analisa Overlay merupakan proses
integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda. Untuk menganalisa suatu
keadaan, diperlukan lebih dari satu layer yang berbeda dan disusun secara fisik
agar dapat dianalisa secara visual.
E. Tujuan
Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG)
1.
Di
lingkup individu, SIG
sangat efektif membantu proses pembentukan, pengembangan, atau perbaikan peta
mental yang telah dimiliki oleh setiap orang yang berdampingan dengan dunia
nyata.
2.
Di
lingkup Pendidikan, SIG
efektif digunakan sebagai alat bantu utama dalam usaha meningkatkan pemahaman,
pengertian dan pembelajaran mengenai ide atau konsep sebuah lokasi, ruang,
kependudukan dan informasi geografis lainnya.
3.
Di
lingkup penelitian, SIG
dapat memberikan gambaran yang lengkap dan akurat terhadap suatu masalah nyata
yang terkait dengan data spasial permukaan bumi. Selain itu, SIG juga memiliki
kemampuan yang baik dalam memvisualkan data spasial. Sehingga mempermudah dalam
modifikasi warna, bentuk, dan ukuran simbol yang diperlukan untuk menggambarkan
unsur-unsur permukaan bumi. Pengguna juga dapat menginterpretasikan data yang
didapat melalui SIG secara manual.
D. Sumber Data Sistem
Informasi Geografis (SIG)
Sumber
data dari SIG bisa didapat dari:
·
Data
lapangan, di mana data ini diperoleh secara langsung dengan melakukan
pengamatan atau observasi di lapangan dengan cara mengukur dan menghitungnya.
·
Data
peta seperti posisi geografis Indonesia, data ini diperoleh dari informasi yang
tercetak pada peta/film.
·
Data
penginderaan jauh, yang merupakan data hasil pengamatan dari citra satelit atau
foto udara.
IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI BIDANG
PERTANIAN
A.Latar Belakang
Penggunaan
teknologi berbasi komputer untuk mendukung perencanaan tersebut mutlak
digunakan untuk menganalisis, memanipulasi dan menyajikan informasi. Salah satu
teknologi tersebut adalah Sistem Informasi Geografi (SIG) yang mempunyai
kemampuan membuat model yang memberikan gambaran, penjelasan dan perkiraan dari
suatu kondisi faktual. Untuk mendapatkan model, gambaran dan informasi tentang
komoditas yang cocok untuk ditanam, maka dilakukan pembuatan peta dan analisis
kesesuaian lahan dengan menggunakan metode SIG.
Pembuatan peta
dan analisis kesesuaian lahan ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi
kesesuaian lahan dan menyajikan data dan informasi yang akurat, obyektif dan
lengkap sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan
kebijaksanaan. Selain itu juga bertujuan untuk mendorong peningkatan
produktifitas sektor pertanian sesuai dengan kemampuan dan daya dukung lahan.
Informasi dari analisis
kesesuaian lahan ini diharapkan akan memberikan manfaat antara lain sebagai
berikut:
1.Memberikan pedoman dan arahan bagi petani
untuk memilih komoditas yansesuai sehingga kegagalan panen
dapat dihindari.
2. Tersedianya informasi yang cukup bagi para
penyuluh di lapangan.
3. Sebagai bahan acuan dan referensi dalam membuat perencanaan diwilayah kerja masing-masing.
4. Sebagai pemandu bagi instansi yang berwenang
dalam menentukan kebijakan.
B.Penerapan Sistem
Informasi Geografis
1. Sistem Informasi Geografi
(SIG) dapat digunakan untuk membantu dalam mengelola sumberdaya pertanian, seperti
luas kawasan untuk tanaman, pepohonan saluran air. Selain itu SIG juga dapat
digunakan untuk menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam dan
melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi
karena perbedaan pembibitan, penanaman atau teknik yang digunakan dalam masa
panen.
2. Analisa tanah untuk
kesesuaian lahan dilakukan untuk mendapatkan alternative berbagai tanaman yang
sesuai dengan kondisi bentang lahan dan jenis tanah yang terdapat dalam areal
kerja tersebut. Analisi ini dilakukan dengan cara mencocokan antara kebutuhan
tanaman untuk hidup dengan data kondisi tempat yang akan ditanami. Hasil
analisis tanah dan faktor iklim disesuaikan dengan persyaratan tumbuh suatu
jenis tanaman. Data-data
hasil analisis tanah di atas dimasukkan ke dalam data base peta sebagai atribut
peta yaitu sifat tanah, sifat kimia tanah dan jenis komoditas yang paling
cocok. Masing-masing peta tematik dengan atributnya ditumpang tindihkan
sehingga diperoleh peta kesesuaian lahan (sangat tidak cocok, kurang cocok,
cocok, sangat cocok).
3. Mengelola Produksi Tanaman
SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan
perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS juga dapat
digunakan untuk
menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan
perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena
perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen misalnya,
SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS membantu menginventarisasi data-data lahan perkebunan tebu menjadi
lebih cepat dianalisis. Proses pengolahan tanah, proses pembibitan, proses
penanaman, proses perlindungan dari hama dan penyakit tananan dapat dikelola
oleh manager kebun, bahkan dapat dipantau dari direksi.
4.
Mengelola
Sistem Irigasi
SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS untuk membantu memantau dan mengendalikan irigasi dari tanah-tanah
pertanian. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS dapat membantu memantau kapasitas sistem,
katup-katup, efisiensi, serta distribusi menyeluruh dari air di dalam sistem.
KESIMPULAN
Sistem Informasi Geografis yaitu suatu sistem yang dapat digunakan untuk
menganalisis data yang berasal dari database untuk diproyeksikan secara spasial
(keruangan) yang nantinya diharapkan mempermudah suatu pekerjaan. Sistem
Informasi Geografis dalam bidang pertanian membutuhkan beberapa data yaitu peta
relief bumi, foto udara, data iklim, dan data kependudukan. Data-data tersebut
digunakan untuk membuat suatu aplikasi yang nantinya digunakan untuk membantu
proses budidaya pertanian. Sistem Informasi Geografis pada bidang pertanian memiliki peran yang penting seperti pemantauan budidaya
pertanian, pengendalian hama dan penyakit, menentukan sumber air, melihat
kerusakan lahan, penetapan masa panen, memprediksi luas panen, pembuatan jalur
transportasi, dan menganalisis pemasaran hasil produksi. Pengaplikasian tersebut
bertujuan untuk mempermudah dan meringankan beban usaha pertanian agar dapat
mempersiapkan kemungkinan yang ada dan dapat diselesaikan dengan cepat dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Bafdal, N., Kharistya Amaru,
dan Boy Macklin Pareira P. 2012. Petunjuk
Praktikum Sistem Informasi Geografis. Jurusan TMIP FTIP Unpad. Bandung.
Poerbaningtyas,S. 2011. Sistem Informasi Geografi. Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi. Jurusan Tanah. Fakultas
Pertanian IPB. Bogor.
Saputra,
Soenarno. 2011.
“Penginderaan Jauh Untuk Geofisika,
Meteorologi, dan Oseonografi. Diktat Kuiah, GM – FMIPA- ITB.
Widyawati,
Sri. 2014. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Komoditas
Hortikultura Berbasis Web pada Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo. J. Ilmiah Ilmu-ilmu Teknik. Vol 4(2).
Wijaya,S.
2011. Optimalisasi Georefrencing Untuk
pengapliasian Sistem Proyeksi Peta koordinat WGS. J. Automatic Topografi
Geografi. Vol 3(2):57-73.
Fakultas Geografi Universitas Suamtera Utara.

Comments
Post a Comment