Skip to main content

Pengenalan Sistem Informasi Geografis dan Penerapan pada Bidang Pertanian


Tugas Struktur Sistem Informasi Geografis
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pengenalan Sistem Informasi Geografis dan Penerapannya dalam Bidang Pertanian
(Gabriella Nathalia/18025010045)
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan matoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hal tersebut dikarenakan Indonesia memiliki tanah yang cukup subur sehingga sangat cocok digunakan untuk membudidayakan tanaman. Sampai saat ini dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, menuntut penerapan teknologi dalam berbagai bidang, tidak terkecuali dalam dalam bidang pertanian sendiri yang merupakan salah sektor perekonomian utama di Indonesia mengingat sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dalam dunia pertanian. Salah satu contoh penerapan teknologi yang dapat dilakukan dalam bidang pertanian adalah penggunaan SIG (Sistem Informasi Geografis).
Sistem Informasi Geografis adalah kumpulan proses yang dieksekusi pada data mentah untuk menghasilkan informasi baru yang berguna dan berkaitan dengan objek atau fenomena dipermukaan bumi, atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi keja. SIG (Sistem Informasi Geografis) dibagi menjadi beberapa komponen utama. Komponen tersebut diantaranya adalah data, petunjuk operasional, operator, perangkat keras dan perangkat lunak.
Data merupakan semua objek yang dekat dengan permukaan bumi, terdiri dari data spasial dan data atribut. Petunjuk operasional adalah petunjuk yang digunakan untuk memahami onjek yang diambil serta sebagai petunjuk operasional program- program yang akan dijalankan. Perangkat keras merupakan peralatan yang digunakan seperti computer, scanner dan digitizer sedangkan perangkat lunak adalah semua software yang digunakan untuk mengolah data seperti Sistem Informasi Geografis.
Sistem Informasi Geografis (SIG) pertama pada tahun 1960 yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografis. 40 tahun kemudian perkembangan SIG berkembang tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografi saja tetapi sudah merambah ke berbagai bidang seperti:

1.         Analisis penyakit epidemik (demam berdarah).

2.         Analisis kejahatan (kerusuhan).

3.         Navigasi dan vehicle routing (lintasan terpendek).

4.         Analisis bisnis (sistem stock dan distribusi).

5.         Urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah).

6.         Peneliti: spatial data exploration.

7.         Utility (listrik, PAM, telpon) inventory and management.

8.         Pertahanan (military simulation) (Husein, 2006).

  

PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SECARA UMUM
A.   Pengertian Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). SIG juga  dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis yang berbasis digital computer (Bafdal dkk, 2011).
Sistem informasi geografis (SIG) adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan dan mengupdate, memenipulasi, menganalisa dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis. Banyaknya pemahaman tenteng informasi geografis yang ada tergantung dari segi mana sistem informasi geografis itu dilihat. Di pengertian lain, sistem informasi geografis adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang terinferensi secara spasial atau koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan sistem basis data dengan kemampuan khusus dalam menangani data yang terinferensi secara spasial, selain merupakan sekumpulan operasi-operasi yang dikenakan terhadap data tersebut (Widyawati, 2014).
Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial. Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x, y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya (Poerbaningtyas, 2011).
Data atribut (aspasial) adalah gambaran data yang terdiri atas informasi yang relevan terhadap suatu lokasi, dengan maksud memberikan identifikasi pada lokasi tersebut. Data atribut merupakan data yang berupa penjeasan dari setiap fenomena yang terdapat di permukaan bumi. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek geografi. Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah (Saputra, 2011).
B.           Jenis Data dari Sistem Informasi Geografis
·                     Data Spasial
Data spasial merupakan sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribut) yang dijelaskan berikut ini.
1.         Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk di antaranya informasi datum dan proyeksi.
2.         Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya: jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.
Poerbaningtyas (2011) menambahkan data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x, y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya.
Data spasial dapat diperoleh dari beberapa sumber. Menurut Husein (2006) data spasial dapat diperoleh dari:
1.         Peta analog

Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi spasia seperti koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya. Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan cara format raster diubah menjadi format vektor melalui proses dijitasi sehingga dapat menunjukkan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.
2.         Data system penginderaan jauh

Data penginderaan jauh (antara lain citra satelit, foto udara dan sebagainya), merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediannya secara berkala dan mencakup area tertentu. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.
3.         Data hasil pengukuran lapang

Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri, pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut, contohnya batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan dan lain-lain.
4.         Data GPS (Global Positioning System)

      Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini bisanya direpresentasikan dalam format vektor.
  • ·         Data Atribut

Data atribut yaitu data yang menjabarkan suatu aspek dari suatu fenomena dalam bentuk deskripsi atau penjelasan yang terperinci. Data ini tergambar dalam bentuk kata-kata, angka, serta tabel. Data atribut yang dapat dijumpai pada data kepadatan penduduk, data luas wilayah, jenis-jenis tanah, data demografis, dan sebagainya.
·         Data Vektor
Data vektor adalah data yang direpresentasikan sebagai suatu mozaik berupa titik/point, garis (arc/line), polygon yaitu daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama, serta nodes yaitu titik perpotongan antara dua garis. Kegunaan data vektor ini untuk menganalisa ketepatan posisi pada suatu wilayah atau mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur
Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama dalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
  • ·         Data Raster

Data raster merupakan suatu data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel- nya. Dengan kata lain resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya dari permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasn utama dari data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasitas perangkat keras yang tersedia.
C.   Komponen Komponen
Sistem Informasi Geografis adalah kumpulan proses yang dieksekusi pada data mentah untuk menghasilkan informasi baru yang berguna dan berkaitan dengan objek atau fenomena dipermukaan bumi. SIG memiliki beberapa komponen utama. Menurut Wijaya dan Ayundha (2014), System Informasi Geografis terdiri dari 4 komponen utama. Keempat komponen tersebut adalah sebagai berikut.
1.         Perangkat keras

SIG sudah tersedia bagi berbagai platform perangkat keras; mulai dari kelas PC desktop, workstation, hingga multi-usershost yang bahkan dapat digunakan oleh orang secara bersamaan (simultan) dalam jaringan komputer yang luas, tersebar, berkemampuan tinggi, memiliki ruangan penyimpanan (harddisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas memori (RAM) yang besar. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk aplikasi SIG adalah komputer (PC), mouse, monitor (plus VGA-card grafik) yang beresolusi tinggi, digitizer, printer, plotter, receiver GPS, dan scanner.
2.         Perangkat lunak

SIG bisa juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular di mana sistem basis datanya memegang peranan kunci. Pada kasus perangkat SIG tertentu, setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program yang masing- masing dapat dieksekusi tersendiri.
3.         Data dan Informasi Geografis

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung ataupun secara langsung dengan cara melakukan dijitasi data spasialnya dari peta analog dan kemudian memasukkan data atributnya dari table-tabel atau laporan dengan menggunakan keyboard.
4.         Managemen

Suatu proyek SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan. Manongga (2009) menambahkan, sistem komputer untuk SIG terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan input data, pengolahan, analisis, pemodelan (modelling), dan penayangan data geospatial. Sumber data geospatial adalah peta digital, foto udara, citra satelit, table statistic dan dokumen lain yang berhubungan. Data geospatial dibedakan menjadi data grafis (atau disebut juga data geometris) dan data atribut (data tematik). Data grafis mempunyai tigaelemen: titik (node), garis (arc) dan luasan (poligon) dalam bentuk vector ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi dan arah. Fungsi user adalah untuk memilih informasi yang diperlukan, membuat standar, membuat jadwal pemutakhiran (updating) yang efisien, menganalisa hasil yang dikeluarkan untuk kegunaan yang diinginkan dan merencanakan aplikasi. SIG memudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik.

D.   Manfaat Penggunaan SIG
Manfaat umum yang diperoleh dari penggunaan Sistem Informasi Geografis ini yaitu dapat memudahkan kita dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik, pemrosesan data yang lebih cepat, dan mendapatkan hasil analisa yang lebih akurat.
SIG dapat menghubungkan data spasial seperti letak geografis dan astronomis dengan data non spasial, sehingga para pengguna sistem ini dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara dan metode. Dengan menggunakan SIG, di mana data tersimpan dalam bentuk digital, data ini dapat tersimpan lebih padat dibanding bentuk cetak, tabel, atau lainnya sehingga dapat meringankan biaya produksi dan mempercepat pengerjaannya.
Keunggulan analisa pada Sistem Informasi Geografis ini, yaitu:
  • ·         Analisa Proximity

Analisa Proximity ini merupakan analisa geografis yang berbasis pada jarak dan layer. Di mana dengan analisa ini kita dapat melihat jarak tertentu suatu lokasi untuk menentukan dekatnya hubungan antara sifat bagian yang ada.
  • ·         Analisa Overlay

Analisa Overlay merupakan proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda. Untuk menganalisa suatu keadaan, diperlukan lebih dari satu layer yang berbeda dan disusun secara fisik agar dapat dianalisa secara visual.
E.  Tujuan Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG)
1.    Di lingkup individu, SIG sangat efektif membantu proses pembentukan, pengembangan, atau perbaikan peta mental yang telah dimiliki oleh setiap orang yang berdampingan dengan dunia nyata.
2.    Di lingkup Pendidikan, SIG efektif digunakan sebagai alat bantu utama dalam usaha meningkatkan pemahaman, pengertian dan pembelajaran mengenai ide atau konsep sebuah lokasi, ruang, kependudukan dan informasi geografis lainnya.
3.    Di lingkup penelitian, SIG dapat memberikan gambaran yang lengkap dan akurat terhadap suatu masalah nyata yang terkait dengan data spasial permukaan bumi. Selain itu, SIG juga memiliki kemampuan yang baik dalam memvisualkan data spasial. Sehingga mempermudah dalam modifikasi warna, bentuk, dan ukuran simbol yang diperlukan untuk menggambarkan unsur-unsur permukaan bumi. Pengguna juga dapat menginterpretasikan data yang didapat melalui SIG secara manual.
D. Sumber Data Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sumber data dari SIG bisa didapat dari:
·         Data lapangan, di mana data ini diperoleh secara langsung dengan melakukan pengamatan atau observasi di lapangan dengan cara mengukur dan menghitungnya.
·         Data peta seperti posisi geografis Indonesia, data ini diperoleh dari informasi yang tercetak pada peta/film.
·         Data penginderaan jauh, yang merupakan data hasil pengamatan dari citra satelit atau foto udara.


IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI BIDANG PERTANIAN
A.Latar Belakang
Penggunaan teknologi berbasi komputer untuk mendukung perencanaan tersebut mutlak digunakan untuk menganalisis, memanipulasi dan menyajikan informasi. Salah satu teknologi tersebut adalah Sistem Informasi Geografi (SIG) yang mempunyai kemampuan membuat model yang memberikan gambaran, penjelasan dan perkiraan dari suatu kondisi faktual. Untuk mendapatkan model, gambaran dan informasi tentang komoditas yang cocok untuk ditanam, maka dilakukan pembuatan peta dan analisis kesesuaian lahan dengan menggunakan metode SIG.
Pembuatan peta dan analisis kesesuaian lahan ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi kesesuaian lahan dan menyajikan data dan informasi yang akurat, obyektif dan lengkap sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan. Selain itu juga bertujuan untuk mendorong peningkatan produktifitas sektor pertanian sesuai dengan kemampuan dan daya dukung lahan.
Informasi dari analisis kesesuaian lahan ini diharapkan akan memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
1.Memberikan pedoman dan arahan bagi petani untuk memilih komoditas yansesuai  sehingga kegagalan panen dapat dihindari.
2.  Tersedianya informasi yang cukup bagi para penyuluh di lapangan.
3.  Sebagai bahan acuan dan referensi dalam membuat perencanaan diwilayah kerja      masing-masing.
4.  Sebagai pemandu bagi instansi yang berwenang dalam menentukan                                           kebijakan.







B.Penerapan Sistem Informasi Geografis

1. Sistem Informasi Geografi (SIG) dapat digunakan untuk membantu dalam mengelola sumberdaya pertanian, seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan saluran air. Selain itu SIG juga dapat digunakan untuk menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman atau teknik yang digunakan dalam masa panen.
2. Analisa tanah untuk kesesuaian lahan dilakukan untuk mendapatkan alternative berbagai tanaman yang sesuai dengan kondisi bentang lahan dan jenis tanah yang terdapat dalam areal kerja tersebut. Analisi ini dilakukan dengan cara mencocokan antara kebutuhan tanaman untuk hidup dengan data kondisi tempat yang akan ditanami. Hasil analisis tanah dan faktor iklim disesuaikan dengan persyaratan tumbuh suatu jenis tanaman. Data-data hasil analisis tanah di atas dimasukkan ke dalam data base peta sebagai atribut peta yaitu sifat tanah, sifat kimia tanah dan jenis komoditas yang paling cocok. Masing-masing peta tematik dengan atributnya ditumpang tindihkan sehingga diperoleh peta kesesuaian lahan (sangat tidak cocok, kurang cocok, cocok, sangat cocok).
3. Mengelola Produksi Tanaman
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS juga dapat digunakan untuk menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen misalnya, SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS membantu menginventarisasi data-data lahan perkebunan tebu menjadi lebih cepat dianalisis. Proses pengolahan tanah, proses pembibitan, proses penanaman, proses perlindungan dari hama dan penyakit tananan dapat dikelola oleh manager kebun, bahkan dapat dipantau dari direksi.
4.    Mengelola Sistem Irigasi
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS untuk membantu memantau dan mengendalikan irigasi dari tanah-tanah pertanian. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS dapat membantu memantau kapasitas sistem, katup-katup, efisiensi, serta distribusi menyeluruh dari air di dalam sistem.




















KESIMPULAN
Sistem Informasi Geografis yaitu suatu sistem yang dapat digunakan untuk menganalisis data yang berasal dari database untuk diproyeksikan secara spasial (keruangan) yang nantinya diharapkan mempermudah suatu pekerjaan. Sistem Informasi Geografis dalam bidang pertanian membutuhkan beberapa data yaitu peta relief bumi, foto udara, data iklim, dan data kependudukan. Data-data tersebut digunakan untuk membuat suatu aplikasi yang nantinya digunakan untuk membantu proses budidaya pertanian. Sistem Informasi Geografis pada bidang pertanian memiliki peran yang penting seperti pemantauan budidaya pertanian, pengendalian hama dan penyakit, menentukan sumber air, melihat kerusakan lahan, penetapan masa panen, memprediksi luas panen, pembuatan jalur transportasi, dan menganalisis pemasaran hasil produksi. Pengaplikasian tersebut bertujuan untuk mempermudah dan meringankan beban usaha pertanian agar dapat mempersiapkan kemungkinan yang ada dan dapat diselesaikan dengan cepat dan benar.


























DAFTAR PUSTAKA
Bafdal, N., Kharistya Amaru, dan Boy Macklin Pareira P. 2012. Petunjuk Praktikum Sistem Informasi Geografis. Jurusan TMIP FTIP Unpad. Bandung.
Poerbaningtyas,S. 2011. Sistem Informasi Geografi. Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Saputra, Soenarno. 2011. “Penginderaan Jauh Untuk Geofisika, Meteorologi, dan Oseonografi. Diktat Kuiah, GM – FMIPA- ITB.
Widyawati, Sri. 2014. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Komoditas Hortikultura Berbasis Web pada Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo. J. Ilmiah Ilmu-ilmu Teknik. Vol 4(2).
Wijaya,S. 2011. Optimalisasi Georefrencing Untuk pengapliasian Sistem Proyeksi Peta koordinat WGS. J. Automatic Topografi Geografi. Vol 3(2):57-73. Fakultas Geografi Universitas Suamtera Utara.

























Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH "KONSISTENSI"

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsistensi tanah merupakan salah satu sifat fisika tanah yang penting untuk dipahami. Konsistensi tanah ditakrifkan sehingga bentuk kerja kakas (force) adhesi dan kohesi pada partikel-partikel tanah pada berbagai tingkat kelengasan. Bentuk kerja tersebut tercermin antara lain : i) ketahanan tanah terhadap gaya tekanan, gaya gravitasi dan tarikan; ii) kecenderungan massa tanah untuk melekat satu dengan yang lain. Konsistensi berguna dalam menentukan cara pengolahan tanah yang baik / jitu yang penting bagi penetrasi akar tanaman di lapisan bawah dan kemampuan tanah menyimpan lengas. Untuk menentukan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam 2 cara yaitu : 1) di lapangan (kualitatif) dan 2) di laboratorium (kuantitatif) berdasarkan angka-angka Attenberg. Penentuan konsistensi tanah sangat dipengaruhi oleh kelengasan tanah (basah, kering) dan tekstur tanah (terutama kandungan lempung). Konsistensi tanah menunjukkan derajat kohesi dan adhe...

Hehe

Halo saya gebi... diblog ini w mau share beberapa ilmu yang w dapat selama w bernafas hehe... seeperti w ngerjain laporan praktikum kuliah, terus kalu w lagi gabut w akan ngebuat handlettering, dan beberapa info lain maybe w bisa untuk ngeshare... bisa dibilang ini buat aktivitasku selama w libur atau lebih tepatnya #dirumahaja hehe libur untuk mengurangi dampak penyebaran dari Covid-19 ini.... ok sekian terimakasih... 

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

FAKULTAS PERTANIAN UPN “VETERAN” JAWA TIMUR UJIAN AKHIR SEMESTER  GENAP Mata Ujian : SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Semester / Prodi : IV/AGROTEKNOLOGI Hari / Tanggal : KAMIS/ 04 JUNI 2020 NPM : 18025010045 Nama Mahasiswa : GABRIELLA NATHALIA Tanda Tangan :  1. Tuliskan judul Tugas Terstruktur SIG 2 saudara dan berikan uraian secara jelas. Jawaban :                Tugas TS 2 berjudul Combining Geographic Information Systems and Agent-Based Models in Archaeology yaitu Menggabungkan Sistem Informasi Geografis dan Model   Berbasis Agen Arkeologi. Menjelaskan tentang perangkat dari sistem informasi geografis yang membantu proses dalam penelitian arkeologi baik dalam kondisi dilapangan maupun saat pada proses analisis dan penyajian informasi. SIG digunakan peneliti karena ...